Dijatuhkan, Difitnah ,Ini kata Limi Mokodompit

Uncategorized160 Dilihat

BHARINDOSULUT.COM , Bolmong – Disela menunggu proses penetapan calon resmi peserta Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Bolaang Mongondow (Bolmong). salah satu bakal calon Bupati Dr. Limi Mokodompit, M.M. mulai diserang dengan fitnah dan isu pembusukkan yang di duga kuat dilakukan oleh lawan politiknya.

Dari berbagai sumber yang di himpun media ini. Sejak beberapa waktu belakangan, Limi di sasar dengan fitnah dan isu pembusukan untuk menjatuhkan peribadinya. mulai dari tidak akan mendapat partai pengusung, tampilan yang Abo’-abo’, ditinggal istri, nikah sirih, hingga kemudian di isukan pencalonannya bakalan terganjal aturan akibat roling jabatan semasa bertugas penjabat Bupati.

Seolah tidak ambil pusing, meski semua tidak terbukti dan sudah terklarifikasi. makin kesini isu ini terus gencar digoreng lawan tanpa di dukung dengan data jelas bahkan tidak ada upaya konfirmasi.

Diduga kuat isu miring ini sengaja di gulirkan oleh kelompok lawan politik tidak bertangung jawab kemudian sengaja disebar melalui media sosial, bahkan media yang sengaja di pesan oleh lawan politik untuk mempengaruhi warga pembaca untuk tidak suka dennga Limi Mokodompit dan pasangannya Welty Komaling.

Menanggapi isu tersebut Limi tidak begitu menaruh perhatian dengan perbuatan tidak terpuji itu. Dirinya bahkan mendo’akan agar kelak mereka yang menzoliminya itu sadar dengan perbuatannya.
“Itu hanya isu sesat dan luapan ketidaksukaan oleh segelintir orang tidak bertanggung jawab, yang tidak menginginkan kemajuan di daerah. biar tuhan yang membalas mereka,” kata Limi.

Menurutnya, mendapatkan kekuasan dengan cara yang tidak baik sangat diyakininya akan berdampak buruk pada pola pikir masyarakat serta stabilitas pemerintahan kedepannya.
“Tidak sepantasnya warga disuguhkan dengan isu, fitnah dan berita hoax/tidak benar yang pada akhirnya menimbulkan perpecahan,” ucap figur yang maju berpasangan dengan Welty Komaling ini.

Kompetisi pada pilkada kata Limi bukan hanya soal siapa menang atau kalah. Tapi paling utama bagaimana kita tetap mampu menciptakan kedamaian di tengah perbedaan sikap politik.
“Momentum Pilkada adalah proses bagaimana daerah dan rakyat kedepanya boleh mendapat pemimpin yang terbaik mampu menjalankan amanah. Lantas untuk apa jika kita harus saling merusak,” terang Limi lagi.

Meski begitu Limi tetap berkomitmen tetap mendorong perhelatan pilkada ini boleh berlangsung dengan riang gembira layaknya pesta rakyat.
“Wasiat moto leluhur Bolmong Mototompiaan, Mototabian, Mototanoban, mengandung makna yang luar biasa agar warga tidak terpecah hanya karena perbedaan pilihan,” pungkasnya

**

Komentar